
Pada Rabu, 6 Maret 2024, Desa Kertamukti dengan semangat perubahan, melalui Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Desa Kertamukti, menggelar acara penting yang tidak hanya menjadi sebuah pertemuan rutin, tetapi juga sebuah komitmen untuk mengatasi masalah stunting yang meresahkan. Kegiatan tersebut adalah Rembug Stunting Tahun 2024, yang diselenggarakan di balai desa Kertamukti mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai.
Rembug Stunting ini bukanlah semata-mata kumpul-kumpul biasa. Ini adalah sebuah pertemuan strategis yang melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari Perangkat Desa, Patriot Desa Jawa Barat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cimerak, tokoh adat dan masyarakat, Ketua Tim Penggerak PKK, Bidan Desa, Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Kader Posyandu, hingga perwakilan dari kepolisian dan TNI (Babinkamtibmas dan Babinsa).
Dalam suasana yang penuh antusiasme dan keseriusan, mereka membahas penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tahun 2024, dengan fokus pada upaya pencegahan dan penanganan stunting. Program ini menjadi prioritas utama atas amanat yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Kabupaten, yang menekankan pentingnya alokasi dana desa untuk masalah kesehatan ini.
Kepala Desa Kertamukti, Bapak Asep Purnama, membuka acara dengan penuh semangat. Beliau menyoroti perlunya kerjasama lintas sektor dan keterpaduan dalam menjalankan program ini, mengingat urgensi masalah stunting dalam pembangunan manusia secara keseluruhan. Langkah-langkah konkret harus diambil untuk memastikan terwujudnya keberhasilan program pencegahan dan penanganan stunting di tingkat desa.
"Kita harus berkomitmen untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi intervensi yang kita lakukan secara terpadu. Ini bukan hanya sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat desa," ungkap Bapak Asep dengan tegas.
Diskusi yang digelar dalam Rembug Stunting ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan wujud nyata dari komitmen untuk mengatasi masalah stunting secara bersama-sama. Melalui kesepakatan dan kesadaran bersama, Desa Kertamukti bergerak maju sebagai contoh nyata dalam upaya menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas untuk masa depan yang lebih baik.
Pada Rabu, 6 Maret 2024, suasana di Desa Kertamukti begitu sarat dengan semangat perubahan. Pemerintah Desa Kertamukti, melalui Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Desa Kertamukti, menggelar acara penting yang tidak hanya menjadi sebuah pertemuan rutin, tetapi juga sebuah komitmen untuk mengatasi masalah stunting yang meresahkan. Kegiatan tersebut adalah Rembug Stunting Tahun 2024, yang diselenggarakan di balai desa Kertamukti mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai.
Rembug Stunting ini bukanlah semata-mata kumpul-kumpul biasa. Ini adalah sebuah pertemuan strategis yang melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari Perangkat Desa, Patriot Desa Jawa Barat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cimerak, tokoh adat dan masyarakat, Ketua Tim Penggerak PKK, Bidan Desa, Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Kader Posyandu, hingga perwakilan dari kepolisian dan TNI (Babinkamtibmas dan Babinsa).
Dalam suasana yang penuh antusiasme dan keseriusan, mereka membahas penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tahun 2024, dengan fokus pada upaya pencegahan dan penanganan stunting. Program ini menjadi prioritas utama atas amanat yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Kabupaten, yang menekankan pentingnya alokasi dana desa untuk masalah kesehatan ini.
Kepala Desa Kertamukti, Bapak Asep Purnama, membuka acara dengan penuh semangat. Beliau menyoroti perlunya kerjasama lintas sektor dan keterpaduan dalam menjalankan program ini, mengingat urgensi masalah stunting dalam pembangunan manusia secara keseluruhan. Langkah-langkah konkret harus diambil untuk memastikan terwujudnya keberhasilan program pencegahan dan penanganan stunting di tingkat desa.
"Kita harus berkomitmen untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi intervensi yang kita lakukan secara terpadu. Ini bukan hanya sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat desa," ungkap Bapak Asep dengan tegas.
Diskusi yang digelar dalam Rembug Stunting ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan wujud nyata dari komitmen untuk mengatasi masalah stunting secara bersama-sama. Melalui kesepakatan dan kesadaran bersama, Desa Kertamukti bergerak maju sebagai contoh nyata dalam upaya menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas untuk masa depan yang lebih baik.

